Monday 11 February 2013

Aspek Finansial Budidaya Ikan Gurami

Aspek finansial sangat penting untuk diperhatikan, karena setiap kegiatan usaha selalu membutuhkan dana untuk menjalankan usaha yang meliputi permodalan, pembiayaan, penerimaan dan analisis finansial.

Pada usaha budidaya ikan gurami, modal tetap/investasi awal dalam pelaksanaan usaha merupakan modal sendiri rata – rata tiap usaha yaitu sekitar Rp. 49.745.000. Modal tersebut meliputi kolam tanah, pompa air, ember serok, jaring. Sedangkan modal tetap yang digunakan untuk usaha budidaya ikan nila juga berasal dari modal sendiri sebesar Rp. 145.746.000. 

Pembiayaan yang dimaksud terdiri dari biaya tetap dijumlah dengan biaya opera-sional per tahun yang selanjutnya disebut modal kerja/total biaya. Usaha budidaya ikan gurami mempunyai total biaya sekitar Rp.75.413.075, sedangkan untuk budidaya ikan nila sekitar Rp. 80.743.217. Biaya tetap pada budidaya ikan gurami sebesar Rp. 11.654.150, dan untuk budidaya ikan nila biaya tetapnya sebesar Rp. 27.265.617 per tahun. Biaya operasional per siklus produksi ikan gurami rata – rata tiap anggota kelompok tani Mina Sejahtera sebesar Rp. 32.379.362,5 dan untuk satu tahun sebesar Rp.64.758.925. Sedangkan usaha budidaya ikan nila menggunakan biaya variabel sejumlah Rp. 4.861.600 per siklus produksi, dan dalam 1 tahun ada 11 siklus sehingga biaya variable total selama 1 tahun adalah Rp. 53.477.600.

Analisis Finansial 
Bila ditinjau dari waktu pelaksanaan proyek suatu usaha, dalam menganalisis aspek finansial dapat dibedakan menjadi analisis jangka pendek dan analisis jangka panjang.

Analisis Jangka Pendek
Analisis jangka pendek dalam suatu usaha dapat dihitung dari jangka waktu yang pendek yaitu sekali produksi dalam 1 tahun produksi. Komponen yang dihitung meliputi penerimaan/pendapatan, keuntungan dan Return to Equity Capital (REC).

Penerimaan dalam usaha budidaya ikan gurami dari perhitungan diperoleh nilai penerimaan rata – rata dari responden 1 dan 2 sebesar Rp.128.160.000 per tahun. Yang diperoleh dari hasil kali produksi rata – rata yaitu 8.544 kg dengan harga ikan gurami Rp. 15.000/kg. Sedangkan pada usaha budidaya ikan nila diperoleh nilai penerimaan rata – rata tiap tahun sekitar Rp. 170.100.000, dari hasil produksi per tahun 24.300 kg dengan harga Rp. 7.000/kg. 

Keuntungan usaha atau hasil bersih adalah besarnya penerimaan setelah di kurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi, baik biaya tetap maupun biaya tidak tetap. Keuntungan kotor (EBZ) untuk usaha budidaya ikan gurami pada kelompok tani Mina Sejahtera dan ikan nila pada Mina Nugroho masing – masing Rp. 52.746.925,- dan Rp. 89.356.783. Sedangkan keuntungan bersih (EAZ) masing–masing adalah Rp.50.109.578,75 dan Rp.84.888.943,85. 

Perhitungan nilai Return to Equity Capital (REC) juga dilakukan dengan 2 cara yaitu untuk pendapatan kotor (RECEBZ) dan REC untuk pendapatan bersih setelah zakat (RECEAZ). Dari hasil perhitungan diperoleh nilai RECEBZ per tahun untuk usaha budidaya ikan gurami dan ikan nila masing– masing sekitar 67,52 % dan 108,4 %. Untuk nilai RECEAZ masing– masing 64,03 % dan 102,87 %. Maksud dari nilai – nilai tersebut adalah misalkan saja 67,52 % per tahun, artinya setiap modal usaha sebesar Rp. 1 akan menghasilkan laba sebesar Rp. 67,52. Dan nilai–nilai REC tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan suku bunga deposito yang dikeluarkan bulan Agustus 2005 yakni sebesar 8,71%, sehingga usaha tersebut dapat dikatakan sangat menguntungkan dan layak untuk dilanjutkan.

No comments:

Post a Comment