Monday 11 February 2013

Aspek Pendukung Budidaya Ikan Gurami

Dari tulisan sebelumnya dapat disimpulkan beberapa hal, diantaranya adalah :
· Aspek pasar masih cukup luas dilihat dari peluang pasarnya. Untuk ikan gurami sebesar 280,71 ton dan untuk ikan nila sebesar 1477,43 ton. Permintaan masih lebih besar dibandingkan penawaran, karena tiap tahun permintaan selalu meningkat. Hingga akhir tahun 2014 permintaan ikan sebesar 23.094.132,80 ton, sedangkan penawaran ikan nasional 13.244.600 ton.

· Aspek teknis usaha budidaya ikan gurami dan usaha budidaya ikan nila meng-gunakan sistem semi-intensif (madya). 

· Aspek finansial sudah layak dalam pelaksa-naannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Karena memberikan keun-tungan setiap tahunnya yaitu keuntungan bersih (EAZ) sebesar Rp. 50.109.178,75 dan ikan nila sekitar Rp. 84.888.943,85. Nilai REC masing – masing sebesar 64,03 % dan 102,87 % yang lebih besar dari suku bunga deposito bank sebesar 8,71 %. Sedangkan pada analisis jangka panjang dengan menggunakan discount rate sebesar 16% per tahun selama 10 tahun masing – masing untuk ikan gurami dan ikan nila diperoleh NPV sebesar Rp. 287.501.653 dan Rp. 510,422,496, Net B/C ratio sebesar 5,91 dan 3,5, IRR sebesar 125,71 % dan 75,73 %, Payback Periode 2,17 tahun dan 4,25 tahun yang lebih kecil dari Payback Periode maksi-mum yakni 6,25 tahun, sehingga berda-sarkan nilai tersebut usaha ini layak.

· Penerapan aspek manajemen dari fungsi perencanaan, pengorganisasi, pergerakan dan pengendalian cukup baik meskipun masih sederhana. 

· Dari aspek hukum, usaha tersebut belum mempunyai Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Nomor Pengguna Wajib Pajak (NPWP), Izin Mendirikan Bangunan (IMB) tetapi hanya mempunyai surat pengakuan terdaftar dari kantor Sub-Dinas Perikanan Kabupaten Nganjuk. 

· Aspek kelembagaan usaha tersebut cukup bagus karena adanya peran lembaga penyedia sarana produksi, lembaga penyu-luhan meskipun dari lembaga penyedia dana masih belum ada perhatian lebih.

· Aspek sosial ekonomi cukup baik, karena dapat memberikan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar, sehingga dapat membantu dalam peningkatan pen-dapatan penduduk dan membantu peme-rintah dalam upaya mengurangi jumlah pengangguran.

· Aspek lingkungan pada usaha budidaya ikan ini memberikan dampak positif karena usaha budidaya ikan tidak meng-hasilkan limbah yang terlalu berbahaya bagi lingkungan baik perairan maupun kesehatan dari masyarakat sekitar lokasi usaha. Bahkan kotoran ikan dapat digu-nakan untuk pupuk bagi tanaman padi yang ada disekitar kolam.


Untuk peningkatan hasil produksi dan peningkatan pendapatan keluarga, masyarakat dan pemerintah daerah, maka pengembangan usaha budidaya lebih diperluas dengan perluasan jaringan pemasaran, peningkatan metode budidaya yang lebih efektif dan efisien dengan sistem budidaya intensif, perbaikan manajemen usaha dan sumberdaya manusia, pengembangan kelembagaan dengan menjalin mitra kerja melalui koperasi, pelegalan usaha dan pengelolaan dana sosial baik zakat atau sedekah kepada masyarakat sekitar lokasi usaha.


Dalam upaya pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang lebih optimal dibuatlah rencana usaha budidaya perikanan melalui perluasan daerah budidaya dengan memanfaatkan usaha skala rumah tangga di wilayah Kabupaten Nganjuk baik jangka pendek maupun jangka panjang. Usaha budidaya ikan gurami dengan luas lahan keluarga rata-rata 912,5 m2 pada 10 tahun mendatang akan menghasilkan pro-duksi 15.115.325,89 ton. Sedangkan budidaya ikan nila dengan rata–rata luas lahan keluarga 990 m2, akan dibuat rencana usaha 10 tahun mendatang 39.625,172 ton. Untuk memenuhi permintaan pasar ikan gurami 280,71 ton dan 1.477,43 ton ikan nila dalam 10 tahun mendatang, masing–masing dibutuhkan tena-ga kerja 328 orang dan 4.317 orang dengan lahan seluas 29.979,85 m2 dan 6.191,6 m2. Laba yang akan diperoleh Rp. 1.643.594.183 dan Rp. 5.161.212.852.

No comments:

Post a Comment